Beranda / Syahdan / LAMR Berikan Penghargaan Ingatan Budi

LAMR Berikan Penghargaan Ingatan Budi

Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) memberikan penghargaan “Ingatan Budi” kepada tokoh dan/atau lembaga atas jasa-jasanya terhadap adat-istiadat Melayu Riau. Penghargaan akan diserahkan pada Senin (1 Juli 2019) malam, dalam majelis Halal bi Halal sekaligus pembukaan resmi Pekan Adat dan Budaya Melayu sempena Milad ke-49 LAMR.

Pemberian penghargaan “Ingatan Budi” adalah agenda tahunan dalam peringatan hari jadi LAMR. Dimulai tahun 2018 lalu, “Ingatan Budi” merupakan bagian dari cara LAMR (selain anugerah gelar kehormatan) untuk menghargai jasa-jasa khusus seseorang atau lembaga yang dalam perkhidmatannya masing-masing telah menunjukkan kepedulian dan keberpihakan yang nyata terhadap kelestarian identitas budaya dan perkembangan adat-istiadat Melayu di Riau.

Tahun lalu, penerima penghargaan “Ingatan Budi” sebanyak 7 (tujuh) tokoh dan lembaga, sedangkan untuk tahun ini akan diberikan kepada 9 (sembilan) tokoh dan lembaga. Bentuk penghargaan berupa Piagam Ingatan Budi dan Pingat Darjah Adat. Para penerimanya untuk tahun 2019 atau Milad ke-49 ini, adalah sebagai berikut (dalam urutan alfabetis):

  • Datuk H. Djauzak Ahmad, merupakan salah seorang pendiri LAMR. Tokoh pendidikan ini sampai sekarang tetap aktif serta menunjukkan kepedulian terhadap lembaga ini dan kegiatan-kegiatannya.
  • Datuk H. Husnan Sekh, salah seorang pendiri LAMR, dan sampai sekarang tetap menunjukkan kepedulian terhadap lembaga ini dan kegiatan-kegiatannya.
  • Puan Iyeth Bustami (Sri Barat), penyanyi Indonesia terkemuka yang ekspresi-ekspresi artistiknya konsisten menjulangkan ke-Melayu-an.
  • Datuk H. OK Nizami Jamil, juga salah seorang pendiri LAMR. Beliau dikenal sebagai seniman dan budayawan yang tunak sampai sekarang.
  • Radio Republik Indonesia (RRI) Pekanbaru, merupakan lembaga penyiaran milik negara yang sejak awal berdirinya di Riau tetap memberi ruang yang luas bagi aktivitas dan ekspresi-ekspresi budaya Melayu Riau.
  • Datin Hj. Roslaini binti Djadin, tokoh yang tunak merangsang semangat kemajuan perempuan dalam bingkai budaya Melayu Riau yang kental.
  • Datuk Sudirman Agus, pendidik dan seniman yang giat mendokumentasikan warisan budaya Melayu di Kampar, baik warisan budaya benda maupun tak benda.
  • Datuk H. UU Hamidy, peneliti dan budayawan terkemuka Melayu yang perkhidmatannya sejak tahun 1970-an telah merangsang gairah ke-Melayu-an di lingkungan pendidikan tinggi.
  • Datuk H. Wasnury Marza, seniman tari terawal yang mengeksplorasi khasanah adat dan budaya masyarakat adat Talang Mamak (salah satu ‘Suku Asli’ di Riau) sebagai sumber karya tarinya.
Bagikan

Lihat Juga

Catatan Al azhar: Bongku

  Senin, 6 April 2020, saya memberi keterangan sebagai Saksi Ahli – dari perspektif adat ...