Beranda / Telaah / Pantun

Pantun

Ritual Pengobatan Dikei Sakai

Sejarah

Pakar sastra Melayu seperti Harun Mat Piah (1989) dan Ding Choo Ming (2010) memperkirakan pantun sudah dikenal sejak lebih 1500 tahun yang lalu, sebelum kedatangan Hindu di alam Melayu. Menilik keberadaannya dalam ritual-ritual magis yang masih menggunakan simbol-simbol animistik, pantun pada awalnya sangat mungkin digunakan sebagai bagian dari cara berkomunikasi dengan makhluk gaib untuk mengelola hubungan harmonis manusia dengan alam semesta. Misalnya, pada ritual pengobatan Bulian/Belian (Suku Talak Mamak dan Petalangan), Dikei (Suku Sakai), Bedewo (Suku Bonai). Susunan bahasa dari kata-kata magis (monto/mantra, jampi, dan serapah) yang ‘dinyanyikan’ sambil ‘menari’ oleh kemantan (bomo atau dukun yang memimpin upacara), sebagian besar adalah berbentuk pantun. Demikian pula susunan bahasa dalam upacara-upacara daur hidup (rite de passage) dan mata pencaharian masyarakat Melayu tradisional.

Bagikan

Lihat Juga

Catatan Sita Rohana: Tun Teja, Tun Irang dan Tukang Cerita

  (Ditulis dan dikembangkan dari bahan presentasi Zoominar Sembang Alam Melayu #4 yang diselenggarakan oleh ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!