Penamaan ‘pantun’ tersebar di berbagai wilayah berbahasa Melayu di seluruh nusantara, seperti di sebagian besar Sumatera, Kalimantan, Kepulauan Maluku, dll. (Indonesia), di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan. Bentuk pantun juga terdapat di sejumlah suku bangsa lain di nusantara, dengan penamaan setempat, seperti di Bima (disebut Patu Mbojo), Sulawesi Tenggara (disebut Kabanti/Kabachi), Bugis-Makasar (elong, bati’-bati’), Batak (umpasa), Mandailing (ende ende), Sunda (Paparikan dan Sisindiran), Jawa (Parik-an), dll.
Di Riau, kata “pantun” juga dilekatkan pada beberapa genre seni lisan Melayu, seperti Kayat Pantun (Rantau Kuantan, yang liriknya terdiri dari pantun-pantun), dan Pantun Atu-i (‘pantun seratus’ di Kampar, Rokan, dan lain-lain, yaitu dendang kisahan yang yang dibangun dari rangkaian seratus pantun ). Di dalam genre Koba Melayu Rokan, penamaan pantun misalnya muncul dalam bagian-bagian penceritaan, misalnya: