Beranda / Telaah / Pantun

Pantun

Telur itik dari Senggora
Pandan terletak dilangkahi
Darahnya titik di Singapura
Badannya terhantar ke Langkawi

Pada tahun 1860-an, seorang pujangga dari lingkaran Penyengat (Kerajaan Riau-Lingga) bernama Haji Ibrahim, menyusun sebuah buku yang seluruhnya berisi pantun (terbit 1870-an dengan judul Pantoen2 Melajoe – Pantun-pantun Melayu). Pantun juga menjadi bahan ajar sejumlah buku pelajaran Bahasa Melayu di era kolonial. Selanjutnya, pantun diperkenalkan ke dunia ilmiah antara lain oleh William Marsden (1812; A Dictionary and Grammar of the Malayan Language ), dan H.C. Klinkert (1868; De Pantoens of Minnezangen der Maleiers – Pantun-pantun atau Nyanyian-nyanyian Orang Melayu). Kemudian, pantun juga dikaji dan ditelaah oleh para pakar dunia, di antaranya Van Ophuijsen, R. J. Wilkinson, R. O. Winstedt, Hoesin Djajadiningrat, Muhammad Haji Salleh, Harun Mat Piah, dan lain-lain.

Bagikan

Lihat Juga

SASTRA LISAN DAN KESADARAN ‘RUANG’

SASTRA LISAN DAN KESADARAN ‘RUANG’ Oleh: Alvi Puspita Rindu Berbilang Rindu “Tapo-apo kojo Waang ma. ...