Beranda / Kabar / Serunya Sembang-sembang Daerah Istimewa Riau di LAMR
Suasana sembang-sembang Daerah Istimewa Riau yang ditaja oleh LAMR Provinsi Riau pada Jumat (9/5)

Serunya Sembang-sembang Daerah Istimewa Riau di LAMR

lamriau.id-Pekanbaru, Dari 40 undangan yang disebarkan Sekretariat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Provinsi Riau, tak satupun di antara yang diundang itu tidak menghadiri sembang-sembang daerah istimewa Riau yang ditaja LAMR, Jumat petang (9/5/2025), di Balai Adat. Ruang berukuran 10X5 meter yang menjadi tempat pertemuan itu, tak mampu menampung undangan yang datang, sehingga panitia terpaksa menambah kursi cadangan.

Helat ini selain memetik nikmat silaturahmi juga upaya menyatukan persepsi terhadap masa depan negeri bernama Riau ini. Ada semangat membara karena kerinduan berbincang soal status administrasi pemerintahan tanah Melayu Lancang Kuning ini, sejak 25 tahun lalu sudah bergemuruh.

Dalam pertemuan itu ada kerinduan yang tampaknya terbayar lantaran sembang-sembang tersebut membicarakan daerah istimewa Riau, hal ini terdengar memang agak terlambat namun bisa menjadi pemantik baru untuk sama-sama berjuang. Karenanya, tokoh muda Riau Syaiful Anuar menyebutkan, persoalannya sekarang bukan terlambat tapi satukan tekad terlebih dahulu; sepakat kita setuju dengan Riau menjadi daerah istimewa. Selanjutnya, ”Mari kita bergerak secara masif dan mewakafkan diri untuk sama-sama berjuang menjadikan Riau sebagai daerah istimewa. Sebab, ini bukan kerja kecil tapi kerja besar. Kalau semuanya sudah sepakat, yang muda membuat tagar #daerahistimewariau, maka kita lakukan dengan semnagat membujur lalu, melintang patah,” ungkap Syaiful.

Tokoh aktivis Riau lainnya, Azmi Rozali, menyatakan sangat sepakat Riau menjadi daerah istimewa. Sumbang pikirannya, bahwa gerakan ini harus digaung setiap hari dibeberbagai ruang baik itu media sosial maupun membuat berbagai pertemuan. ”Saya minta dibuat tim dan berada di bawah LAMAR. Kalau LAMR yang koodinotornya, semangatnya lain,” kata Azmi.

Segendang dan sepenari dengan Muslimat NU Riau, Dina. ”Kami sangat setuju Riau menjadi daerah istimewa, dan memang lain rasanya bila gerakan kita ini dikoordinator oleh LAMR. Yang jelas semua elemen harus kompak,” kata Puan Dina.

Sumbang saran sembang-sembang itu harus dihentikan sejenak, karena memasuki Solat Ashar. Habis Sholat Ashar berjemaah, Tengku Said M Amin dari Kesultanan Siak langsung tancap gas memberi pandangannya. Kata beliau, bahwa resolusi Kerajaan Siak dulu adalah daerah istimewa, jadi ketika saat ini ada wacana Riau menjadi daerah istimewa sebenar hal ini sudah lama. ”Tak perlu pula kita berdarah-darah untuk memperjuangkan daeah istimewa ini, yang jelas harus bersatu dan kata kunci Riau daerah istimewa adalah Sejarah dan Kebudayaan. Kami dari Kesultanan Siak, siap memberi data-data sebagai pendukung terbentuknya daerah istimewa,” kata Tengku.

Harus diakui, kata Ikhsan dari Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Riau, mengawal sumbang sarannya. Bahwa, kata Riau daerah istimewa tidak sepopuler Solo. Artinya, mulai sekarang harus kita gaungkan terus, jangan keinginan menjadikan Riau sebagai daerah istimewa hanya habis di sini, harus ada tindaklanjutnya, harus ada tim khusus yang dibentuk. ”Bagi saya, bukan lagi membujur lalu, melintang patah. Tapi, Alang-alang menyeluk pekasam, biarlah sampai ke pangkal lengan,” katanya.

Semangat dari DMDI ini membakar spirit mereka yang hadir sehingga tepuk tanganpun bergemuruh, lalu Bang Iwan dari FKPMR Riau menyebutkan bahwa ada juga kabar Riau hanya dijadikan pelengkap dari enam daerah yang diusulkan menjadi daerah istimewa. Tapi, Riau jangan patah arang dan jadikan hal ini sebuah momentum untuk kita semua berjuang. ”Kita semua harus berinergi dan semangat, daerah istimewa ini harus kita sepakati dulu, Provinsi Riau atau Kabupaten Siak. Kalau menurut saya, kedua-duanya,” ucap Bang Iwan.

Disebutkan juga, bahwa untuk merebut daerah istimewa ini yang harus diperjuangkan itu adalah tamadun Budaya Melayu Riau, kalau karena sumber daya alamnya daerah lain juga banyak. ”Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau, ini bisa menjadi perjuangan kita, dan sebaiknya perjuangan kita tidak hanya deplomasi tapi juga ada gerakan lainnya di luar ini,” ungkap Bang Iwan.

Ustadz Ayub dari Ittihadul Mubalighin pada kesempatan itu mengatakan, bahw adalam hajat besar ini yang penting itu adalah nawaitu kita semua karena lillahi ta’alla. ”Karena kita tak ingin lagi ada kata bahwa Melayu itu tidak kompak, dan menurut kami perlu ada seminar nasional yang sifatnya rasional, jika perlu juga kita lakukan gerakan demo ke jalan untuk menyatakan Riau siap menjadi daerah istimewa,” kata Ustadz Ayub.

Agar gerakan ini betul-betul masif, menurut Ustadz Ayub, perlu diundang semua wakil rakyat asal Riau baik itu di DPR RI maupun DPD RI untuk sama-sama membicarakan ini. ”Jika perlu, karena kita juga menginginkan LAMR memimpin gerakan ini, ada spanduk berujuran besar yang menyebutkan Riau siap menyambut daerah istimewa, di halaman Balai Adat LAMR. Biar semua orang yang melintas jadi tau,” ucap Ustadz Ayub.

Persoalan wacana daerah istimewa Riau, kata Teguh Wardana, sudah sering dibicarakan di kampus, dan ini sudah lama menjadi perbincangan para mahasiswa. Soalnya, kenapa Yogya dan Aceh bisa menjadi daerah istimewa sementara Riau sendiri dalam hal ini Kerajaan Siak sangat luar biasa sumbangsih terhadap kemerdaan republik ini. ”Kami mahasiswa siap bersama-sama untuk berjuang menjadikan Riau sebagai daerah istimewa, jika perlu turun ke jalan tolong koordinasi juga sama kami karena kami siap turun ke jalan,” kata Teguh Wardana.

Sebenarnya, kata Afrizal dari MUI Riau, banyak alasan untuk menjadikan Riau sebagai daerah istimewa. Namun, perjuangan yang harus dilakukan tidak hanya sebatas diplomatis tapi perlu juga ada pendekatan politik. ”Saya berharap dalam pertemuan berikutnya kita hadirkan semua wakil rakyat asal Riau yang ada di DPR RI maupun DPD. Kita bentang persoalan ini semua, biar mereka tau begini rupanya aspirasi untuk menjadikan Riau sebagai daerah istimewa itu,” ucap Afrizal.

Karena waktulah yang membatasinya, sehingga Sekum MKA LAMR Provinsi Riau Datuk Afrizal Alang yang memandu perhelatan, terpaksa menutup sembang, bahwa dari MUI Riau adalah sumbang saran yang terakhir. Diakhir sembang itu juga, di depan Balai Adat LAMR, Ketum DPH LAMR Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, didampingi sejumlah ormas yang hadir dalam sembang-sembang tersebut, membacakan naskah kesepakatan bersama yang berbunyi:

Pada hari ini tanggal 9 Mei 2025 M bersamaan dengan 11 Dzulqoidah 1446 H, kami yang bertanda tangan di bawah ini mewakili organisasi yang menaungi kami masing-masing, bersepakat memperjuangkan Provinsi Riau sebagai Daerah Istimewa Riau, dengan memberi kesempatan kepada Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Provinsi Riau untuk memimpin perjuangan berdirinya Daerah Istimewa Riau dengan melibatkan elemen-elemen Masyarakat lainnya.

Bagikan

Lihat Juga

Laskar Perjuangan Kunjungi LAMR Bahas Usulan Riau Menjadi Daerah Istimewa

lamriau.id-Pekanbaru, Laskar Perjuangan Daerah Istimewa Riau melakukan kunjungan ke Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) pada ...