Raja Kerajaan Gunung Sahilan ditabalkan. Tengku Muhammad Nizar dinobatkan sebagai Raja yang baru. Penobatan yang digelar Minggu (22/1) lalu tentu saja mengakhiri kekosongan gelar raja sejak 1978. Gelar yang langsung didapat oleh Nizar adalah Tengku Yang Dipertuan Muhammad Nizar. Ditingkahi dentuman meriam lelo dalam Penobatan tersebut dan juga disaksikan ribuan mata rakyat kerajaan. Bahkan kerajaan tetangga, seperti Pagaruyung (Sumatera Barat) dan Kerajaan Bone (Sulawesi Selatan).
Kekosongan yang sekian lama itu pula dirayakan bersama-sama segenap masyarakat dan juga segenap jajaran pemerintah Provinsi Riau. Tampak hadir Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Ketua DPRD Riau Septina Primawati Rusli, Ketua Lembaga Ada Melayu (LAM) Riau, Al Azhar, Plt Kepala Dinas Kebudayaan, Yoserizal Zen dan Penjabat Bupati Kampar Syahrial Abdi, Ketua DPRD Kampar Ahmad Fikri dan Ninik Mamak se-Kampar turut hadir.

Prosesi penobatan sudah dimulai satu hari sebelum penobatan. (Sabtu, red). Rangkaian prsesi tersebut seperti menyongsong dan menyambut pesta penabalan, menyambut ketibaan panitia atau pengurus rumah tangga kerajaan dan mencuci benda-benda pusaka.
Dalam pelaksaaan prosesi itu diupayakan pula untuk melakukan sebagaimana yang patut, seperti yang telah diwariskan oleh kerajaan masa lampau. Raja yang akan ditabal, diarak dengan perahu di aliran Sungai Kampar Kiri.
Sedangkan pada penabalan hari itu, didaulat oleh Raja Adat Tengku Arial yang kini menjabat Asisten III Sekretariat Daerah Kabupaten Meranti. Raja baru, Tengku Muhamamd Nizar adalah raja kesebelas sejak Gunung Sahilan yang didirikan sekitar Abad 16 silam. Sebelum Nizar, pewaris tahta dipegang oleh Raja Ghazali sejak tahun 1939.
Jefri al Malay