lamriau.id-Pekanbaru, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) diminta untuk membentuk suatu tim yang membakukan penulisan Arab Melayu (Armel). Malahan diharapkan, LAMR membuat aplikasi Armel yang berpedoman pada tata cara penulisan Armel baku tersebut.
Demikian salah satu kesimpulan dari Rapat Terpumpun Arab Melayu yang dilaksanakan di Mushalla As-Salam balai LAMR, hari Selasa (13/8). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Pembentangan Benda Rasulullah SAW.
Tampil sebagai pembicara adalah ahli bahasa Prof Dr Hasnah Faizah, peneliti Alang Rizal, dan praktisi kaligrafi Armel, M. Rafles. Hadir sekitar 30 orang pakar dan birokrat yang berkaitan dengan Armel. Hadir juga Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (Ketum MKA) LAMR Datuk Seri H. R. Marjohan Yusuf dan Kepala Dinas Kebudayaan Riau, R. Yoserizal Zen.
Ketum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, sebelum membuka rapat itu mengatakan bahwa ide kegiatan tersebut muncul dari Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustaz Abdul Somad (UAS). Ulama itu menyebutkan perlu dibicarakan soal variasi dalam Armel.
“Jangan cari perbedaannya, tapi kita samakan, minimal untuk Riau. LAMR bisa memfasilitasinya, juga menerapkannya ke tengah masyarakat, “ kata Datuk Seri Taufik, mengulangi apa yang dikatakan Datuk Seri UAS, ketika dia dan sejumlah pengurus mengunjunginya beberapa waktu lalu.
Rapat itu juga menggarisbawahi bahwa tim yang dibentuk LAMR hendaklah terdiri atas lintas ilmu dan profesi, misalnya ulama, budayawan, ahli bahasa, dan teknologi. “Kita berharap, tim tersebut sudah bisa bekerja dalam sebulan atau dua bulan ke depan” ujar Datuk Seri Taufik.
Kesemua benda yang dibentangkan tersertifikasi, bersumber dari berbagai tempat seperti Malaysia, Brunei, Madinah, dan Jordania. Di antara benda itu adalah janggut, rambut, darah bekam, telapak kami, tongkat, dan panah. Pengunjung tidak dikenakan biaya.