Hari Penabalan
Datuk Sutardji
pada hari ia ditabalkan
aku dan penyair norham
mendaki tanjak Tardji
sembunyi dalam kerisnya
puisi mata kiri
~ yang dulu ditunda Toda
mengerling matahari
lalu leleh
terkekeh-kekeh
maut, laut, tujuh semut
sembilan dengan kami
bersalut jembia hati
meniti jembut serambut
sempoyong angin
ke liang langit
dibendung kain songket
kami tabur
serbuk emas perada
mengulur uluk salam
dada dada dada
panjang umur, datuk
lapang makmur sejahtera
tepung tawar kan kami tepuk
merenjis beras kunyit bertih
pun belas kasih mawar
mendulang perih rindu
tinggi-tinggi atas udara
o kapak hitammu masih
menakik pohon almanak
getah
getah
segara
membuih
seputih
mantra
di malam kau ditabalkan
gerimis turun seakan-akan
“seseorang barangkali
telah melukis awan,”
norham berujar,
“dengan keril-keril anwar…”
ya, seseorang dari
kumpulannya terbuang:
binatang, bintang-bintang,
dian yang mencari nyala
atau cinta dien tamaela
sampai tahu
sampai kami tahu: melayu
yang dijaga datu datu
cuma satu
2018
Ramon Damora