PEKANBARU, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepulauan Riau akan menaja kegiatan Belajar Bersama Maestro Randai Kuantan. Bertempat di Taman Riau, Jalan Jenderal Sudirman No. 194, Pekanbaru. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut (4-6 April 2017) mengusung tajuk Merangkai Kebhinnekaan dengan Benang Tradisi.
Ketua Panitia Belajar Bersama Maestro Randai Kuantan, Sita Rohana mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengajarkan kesenian Randai Kuantan kepada generasi muda yang berasal dari beragam etnis. Kesenian menjadi perekat yang mampu menyatukan perbedaan sekaligus menumbuhkan kecintaan pada tradisi.
“Tujuan dilaksanakan kegiatan ini diantaranya diharapkan dapat lebih menghargai dan mencintai seni tradisi terlepas dari etnisitas. Selanjutnya mengetahui dan memahami unsur-unsur Randai Kuantan, turut serta secara aktif dalam upaya pelestariannya, serta untuk para guru dapat menularkan pengetahuannya tentang Randai Kuantan kepada anak didik,” sebut Sita Rohana.
Narasumber yang terdiri dari maestro dan seniman Randai Kuantan yang akan berbagi pengetahuan nantinya yaitu Fakhri, Suparmi, dan Sutra Harmiko. Selain itu narasumber pendukung untuk memberi materi tambahan dalam kerangka pelestarian Randai Kuantan yaitu Toto Sucipto, Yoserizal Zen, dan Al azhar.
“Kami berharap pengetahuan dan kemampuan penguasaan kesenian Randai Kuantan dapat tersebar sehingga dapat berperan aktif dalam pelestarian Randai Kuantan yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2016 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini,” sambung Sita lagi.
Sebanyak 50 orang yang terdiri atas guru-guru kesenian tingkat pendidikan menengah, siswa sekolah menengah, mahasiswa, pegiat seni pertunjukan, dan utusan dari instansi-instansi terkait akan dilibatkan menjadi peserta kegiatan ini. Ditegaskan pula oleh Ketua Panitia, kegiatan ini menjadi tindak-lanjut nyata dari dukungan BPNB Kepulauan Riau dalam pelestarian budaya untuk mendorong partisipasi aktif berbagai unsur masyarakat, generasi muda, pendidik, dan instansi terkait.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap seni tradisi Randai Kuantan tidak hanya dikenal luas, tetapi juga hidup dan terwariskan pada generasi muda,” ujar Sita mengakhiri penjelasannya. (za/sr)