Beranda / Matabudaya / Randai Kuantan

Randai Kuantan

Dengan cerita-ceritanya yang kontekstual, bersama musik popular, tarian joget, dan suasana pertunjukannya yang riang-gembira, Randai Kuantan maujud menjadi teater rakyat yang hampir seluruh cirinya berbeda dengan Randai Minangkabau pada umumnya. Kesamaan yang tersisa hanya pada ruang permainan berupa lingkaran pemain yang duduk berjongkok menyaksikan adegan-adegan di dalam lingkaran itu, teriakan-teriakan hep-heptaaa di awal dan akhir suatu adegan sambil berdiri atau duduk, serta dendang ”Palayaran” (sebuah lagu, diiringi alat musik tunggal biola yang bagai meratapi perjalanan atau derita yang dialami tokoh cerita). Maka, cukup beralasan bila UU Hamidy (1980:7) dan para pengkaji sesudahnya memberi nama ”Randai Kuantan”, meskipun orang setempat lazimnya menyebut permainan mereka itu sebagai ”randai” saja, dan mengatakan”barandai” ketika mereka sedang berperan dalam satu pertunjukan.

Bagikan

Lihat Juga

Marsden dan Pantun Melayu (tahun 1812)

Pengantar William Marsden (1754-1836), seorang linguis dan sejarawan Inggris, adalah ilmuwan pioneer untuk kajian Nusantara. ...