Meneroka Mantera “Kandung Semangat”, Memperkukuh Jati Diri Oleh Hang Kafrawi Orang Melayu terdahulu sangat menghargai asal usul. Dengan mengenal asal usul maka dapat memahami kekuatan dan kelemahan sesuatu, baik itu asal usul manusia, maupun asal usul makhluk yang ada di muka bumi ini. Mengenal asal ...
SelengkapnyaIliu: Sebelum Kematiannya
Iliu: Sebelum kematiannya Oleh Syaiful Anuar Seperti halnya peradaban-peradaban tua di dunia, masyarakat Melayu di kawasan Riau juga memanfaatkan perairan sebagai jalur pergerakan barang dan orang. Lebih dari pada itu, mereka bahkan memperlakukan kawasan perairan sama seperti aliran darah, yang nadinya terus berdenyut sebagai penanda adanya ...
SelengkapnyaMENCARI ONGKU OPIE
MENCARI ONGKU OPIE Oleh: Alvi Puspita Senin, 01 September lalu, saya kembali berkunjung ke rumah Niok Sora, maestro Nolam yang tinggal di Desa Pulau Baghu, Rumbio. Itu adalah kedatangan saya kali ketiga, dan selalu saja ada cerita baru yang saya peroleh. Kali ini tentang satu ...
SelengkapnyaPegang Pakai Diri
ABUAN TANDA SAYANG
Abuan Tanda Sayang Oleh Syaiful Anuar Abuan adalah istilah khas dalam budaya Melayu Riau yang digunakan pada tradisi berladang kasang (darat). Istilah ini tidak digunakan dalam tradisi bersawah atau tradisi bertanam padi sawah. Abuan dapat dimaknai sebagai tanda sayang dan kasih seorang uwak, mamak, atau ...
SelengkapnyaBendera One Piece, Tamparan Nilai Budaya Hari Ini
Bendera One Piece, Tamparan Nilai Budaya Hari Ini Oleh Hang Kafrawi Bulan Agustus semestinya menjadi api rasa cinta tanah air, namun kini terasa ada yang mengganjal dalam diri bangsa ini. Orang-orang seakan kehilangan rasa percaya, khawatir, dan tidak punya harapan melihat peristiwa demi peristiwa yang ...
SelengkapnyaKebudayaan Sepanjang Jalan
Kolum: Taufik Ikram Jamil ENTAH mengapa, saya merasa perlu memberi tahu kepada kawan saya Abdul Wahab bahwa Riau masih mengusung budaya Melayu dalam 25 tahun ke depan, 2025-2045. Tekad menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara sekaligus payung negeri, masih menjadi keinginan sebagaimana ...
SelengkapnyaDari Dapunta Hyang ke Iyeth Bustami, Jejak Bahasa Indonesia dari Riau: Pandangan Sosial Budaya
SUNGGUH saya tersentak ketika mendapat pesan singkat dari Dr. Fatmawati yang saya kenal sehari-hari sebagai pegawai Balai Bahasa Riau, awal November 2020, beberapa hari setelah Bulan Bahasa 2020 melipatkan diri pada takdirnya sebagai waktu. Saya diminta bersedia mengikuti rapat terpumpun asal usul bahasa Indonesia yang ...
SelengkapnyaCatatan Al azhar: Usah Pulang
“Lai rencana ziarah kubuo subolum Ramadhan ko, Mamak? Subonanyo borek nak munyobuiknyo… topi untuk awak busamu, bialah kumoti-moti; dalam kuadaan kinin ko, usahlah Mamak pulang dolu le. Sodih kaminyo, Mamak. Cumu, sojak musim wabah ko, kami anak-kumunakan Mamak di kampong ko, ino pakai tiduo ...
SelengkapnyaCatatan Al azhar: Bongku
Senin, 6 April 2020, saya memberi keterangan sebagai Saksi Ahli – dari perspektif adat pebatinan – di dalam sidang daring Pengadilan Negeri Bengkalis, untuk perkara pidana seorang Sakai, bernama Bongku. Teks di bawah adalah catatan reflektif dari sidang tersebut, ditulis jelang subuh Selasa, 7 ...
Selengkapnya
LAMR Lembaga Adat Melayu Riau