Alkisah menurut salah seorang keturunan Sultan Siak, sejarah Bokor bermula pada masa Temenggong Siak I, Tengku Bagus Syed Muhammad Toha, membuka Bandar Tebingtinggi. Ketika itu salah seorang Cik Puan yang masih keturunan Datuk Empat Suku yang bernama Encik Saedah, menyusuri kawasan lain di sekitar Selat Air Hitam. Ia kemudian masuk ke salah satu sungai. Sesampai di sungai itu Encik Saedah memandikan anaknya, namun kemudian bokor (wadah dari kuningan) jatuh di sungai tersebut. Maka sungai itu kemudian disebut Sungai Bokor dan kampung yang berada di tepiannya tempat Encik Saedah memandikan anaknya disebut Kampung Bokor. Sekarang Bokor menjadi nama desa yang berada di Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.
Di tempat ini setiap tahun diadakan festival kesenian dan tradisi, yang mulanya bernama Fiesta Bokor Riviera (Pesta Sungai Bokor) yang digagas oleh Prof. Dr. Yusmar Yusuf bersama pegiat budaya setempat yaitu Sanggar Bathin Galang. Dalam helat yang dilaksanakan setahun sekali ini, ditampilkan beragam tradisi dan kesenian setempat, seperti permainan lomba lari diatas tual sagu yang sebelumnya merupakan kebiasaan masyarakat untuk menghitung tual sagu sebelum dibawa ke pengolahan sagu. Selain permainan tradisional, Pesta Sungai Bokor juga menampilkan pergelaran folklore dan World Music Festival.
(Yoserizal Zen/ Sita Rohana)
Sumber:
Sanggar Bathin Galang (Kepulauan Meranti)