lamriau.di-Pekanbaru, Wacana pembentukan Daerah Istimewa Riau (DIR) kini tak hanya menjadi isu politik atau perbincangan akademis. Ia telah menjelma menjadi semacam demam kolektif yang merasuk hingga ke ruang-ruang personal masyarakat Riau. Salah satu contoh nyata terjadi dalam prosesi pernikahan Nadia, keponakan Panglima Tinggi Laskar Melayu Bersatu Nusantara (LMBN), Muhammad Yuzer, yang berlangsung Sabtu (15/6), di Gedung STMIK Amik Riau, Pekanbaru.
Acara yang semula hanya sebuah pesta sakral dua insan, mendadak berubah menjadi semacam panggung deklarasi semangat kebudayaan dan identitas kolektif masyarakat Riau. Hal ini terjadi ketika Ketua Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR), yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Provinsi Riau, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, hadir sebagai tamu undangan.
Kehadiran tokoh utama di balik gerakan Daerah Istimewa Riau ini memantik reaksi spontan dari Muhammad Yuzer. Di hadapan ratusan tamu, dengan menggunakan pengeras suara, ia menyuarakan dukungan penuh terhadap pembentukan Daerah Istimewa Riau. Seruan: “Daerah Istimewa Riau!,” teriak Yuser dan disambut undangan kata: “Berdelau!”
Yel…yel ini menggema tiga kali, dijawab koor para tamu dengan semangat dan diakhiri dengan takbir berturut-turut: “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”
“Ini luar biasa. Saya tak menyangka semangat ini begitu meresap hingga ke acara pernikahan. Ini menandakan bahwa gagasan ini bukan sekadar wacana sekelompok orang melainkan aspirasi yang hidup di tengah masyarakat,” ujar Datuk Seri Taufik Ikram Jamil dengan mata berkaca-kaca usai acara.
Menurutnya, fenomena ini menjadi bukti bahwa perjuangan menuju Daerah Istimewa Riau bukanlah proyek segelintir orang, melainkan sebuah gerakan yang lahir dari rasa memiliki yang mendalam terhadap jati diri dan sejarah Melayu Riau.
LMBN sebagai salah satu ormas yang sejak awal mendukung gerakan ini, menunjukkan bahwa akar gerakan ini kuat, berbasis pada simpul-simpul budaya dan solidaritas masyarakat sipil. Tak hanya di ruang politik atau seminar, kini semangat itu terasa nyata dan hidup bahkan di pelaminan.
“Jika di pernikahan pun yel-yel ini menggema, kita patut percaya bahwa Riau Istimewa bukan sekadar mungkin, tapi sedang tumbuh menjadi keniscayaan,” ungkap Datuk Seri Taufik.