Menurut Datuk Majopati, keberpihakan itu ditunjukkan berkali-kali. Tidak lama setelah pengurus masa khidmat 2017-2022 ini dikukuhkan, pucuk pimpinan LAMR berkunjung ke Jurong, memenuhi undangan pengukuhan pemangku adat Suku Bonai.
“Setahu kami, itulah pertama kalinya, entah namanya pimpinan adat, entah pemuka masyarakat provinsi (Riau), menjejakkan kaki di kampung kami. Padahal, sudah berpuluh-puluh tahun kami hidup tertinggal dan terpinggir. Kekayaan minyak di perut bumi tanah adat warisan leluhur kami dihisap. Hutan-rimba kami punah-ranah, berganti dengan sawit dan akasia milik berbagai perusahaan,” tegasnya.