Beranda / Telaah / Catatan Al azhar: Sastra dan Kebudayaan

Catatan Al azhar: Sastra dan Kebudayaan

Sastrawan dengan demikian bukanlah profesi perekam kebudayaan belaka, bukan hanya pemburu tanda (bahasa) semata, tapi juga pencipta makna yang digubal/ diolahnya dari pengarungan tanda-tanda yang dilakoninya itu. Bersama karyanya, seorang sastrawan merupakan aktor yang membentuk dan menentukan keberlanjutan perjalanan suatu kebudayaan melalui ‘permainan’ tanda dan makna yang terdapat dalam bahasa kebudayaan tersebut.

 

  1. Sastra dan faedah kebudayaannya

Bagaimanakah sastra membina faedah kebudayaan? Di atas saya menyebut istilah ‘permainan’ tanda dan makna. Sebagai artefak kebudayaan, sastra seringkali tampil ‘ganjil’ di depan kebudayaan itu sendiri. Di satu pihak ia menghidangkan kembali kenyataan-kenyataan kebudayaan (rekaman kebudayaan), tetapi pada saat yang sama ia juga ‘menantang’ kenyataan-kenyataan kebudayaan itu melalui citra-citra fiksional atau ‘kelainan-kelainan’ di luar kebudayaan tersebut.

Bagikan

Lihat Juga

Syawal dalam Peristiwa Resiprokal Orang Melayu

Syawal dalam Peristiwa Resiprokal Orang Melayu oleh: Syaiful Anuar Menurut Ibnul ‘Allan asy Safii, kata ...