Kandungan buku ini adalah salah satu hasil dari kelasakan mendokumentasi tersebut. Berdasarkan waktu terbitnya yang persis tiga puluh tahun yang lalu, buku ini dapat dianggap sebagai salah satu publikasi yang menandai pergeseran kepengarangan Tenas Effendy, dari fiksi ke keasyikan menghidupkan (kembali) nilai-nilai Melayu yang ditimbun zaman. Untuk itu secara fisik beliau berkunjung ke pedalaman Riau, dan pulang dengan empati yang tinggi pada kehidupan kampung-kampung yang masih tersisa, beserta gumpalan keprihatinan terhadap ancaman-ancaman yang dihadapi kampung-kampung itu.
Kampung bagi Tenas Effendy nampaknya bukanlah sekedar ‘tempat (place)’ bermukim orang-orang, tetapi ‘ruang (space)’ yang menghidupkan nilai-nilai luhur yang berpaksi pada relasi-relasi vertikal (makhluk dan Khalik) dan horisontal (sesama makhluk). Kisahan-kisahan bersajak tentang benda-benda dan tradisi, beserta ungkapan-ungkapan mengenai sifat orang dan perumpamaan terhadapnya, yang terdapat dalam buku ini menyiratkan sumber intinya, yaitu nilai yang tumbuh dari kesadaran relasional tersebut. Arus kepengarangan yang sama, terang-benderang kita rasakan dalam iring-iringan karya-karya Tenas Effendy yang diterbitkan kemudian.