PEKANBARU-Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau) memberikan pembekalan kepada seluruh kepala sekolah SD/MI se-Pekanbaru tentang penerapan kurikulum muatan lokal budaya Melayu Riau (BMR) pada acara Penetapan Budaya Melayu Riau Sebagai Muatan Lokal Wajib di SD/MI Se-Kota Pekanbaru, di Balairung H Tenas Effendy Balai Adat Melayu Riau, Rabu (25/10/2017). Mereka juga diajak berdiskusi tentang mata pelajaran yang akan diterapkan tersebut.
Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau Datuk Seri Al azhar usai kegiatan tersebut kepada wartawan menuturkan, BMR ini merupakan muatan lokal wajib bagi sekolah-sekolah di Riau, mulai dari play group (PAUD), SD, SMP dan SMA.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru dengan Yayasan Gahara Muda Sehati tersebut, Datuk Al azhar memberikan ceramah untuk membuka wawasan para kepala sekolah, bahwa Melayu Riau itu luas. Budaya Melayu juga penting sekali untuk diterapkan di sekolah-sekolah.
“Lebih lagi, pada kurikulum 2013 (K13) itu bukan lagi berorientasi pada kecerdasan kognitif, tetapi pada watak. Nah, pembentukan watak itu banyak sekali terdapat dalam khazanah budaya Melayu,” kata Al azhar.
Pembelajaran BMR itu, selain untuk memperkenalkan budaya Melayu, juga untuk pembentukan watak sebagaimana tuntutan dalam arah pendidikan sekarang ini.
Ada banyak aspek yang dijelaskan oleh Datuk Al Azhar dalam kegiatan tersebut, mulai dari nilai-nilai asas, adab dan adat Melayu, bahasa Melayu, kearifan ekologis, ekonomi, teknologi, kesenian Melayu hingga kepemimpinan dalam Melayu.
Bagi LAM Riau, muatan lokal BMR ini penting sebagai cara untuk pembudayaan budaya Melayu kepada anak didik. “Agar budaya Melayu itu menjadi budaya yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan anya dipelajari sebagai simbol atau pun warisan saja,” papar Al Azhar.
Untuk penyusunan kurikulum, akan dilakukan oleh LAM dan Dinas Pendidikan, sebagaimana yang teraktub dalam Pergub. Peranan LAM sendiri terutama pada verifikasi materi. Saat ini LAM juga sedang menyusun buku untuk pegangan guru di sekolah.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau Datuk Seri Syahril Abubakar pada saat Diskusi Panel Muatan Lokal BMR meminta Gubernur, Bupati/Walikota serius menganggarkan dana untuk pengembangan budaya Melayu Riau. “LAM Riau akan mengawal ini untuk memastikan BMR benar-benar mendapat perhatian,” kata Datuk Syahril.
LAM Riau mendorong terbentuknya komunitas guru muatan lokal BMR termasuk adanya sertifikasi untuk guru-guru muatan lokal. Untuk itu, LAMR akan melakukan kerja sama dengan lembaga terkait seperti PGRI, MUI Riau, dan lain-lain. “LAM Riau siap mengemban amanah untuk memastikan BMR benar-benar bisa diterapkan dalam kehidupan di Riau,” kata Datuk Syahril.
Menjawab pertanyaan peserta diskusi terkait adanya tindakan guru dalam mendidik di sekolah yang dianggap sebagai kekerasan terhadap siswa, menurut Datuk Syahril, sebaiknya kasus ini tidak masuk dalam ranah pidana melainkan ada aturan tersendiri atau lex specialist. ( r )