Beranda / Kabar / Kenduri Budaya Penanda Kelahiran Dinas Kebudayaan

Kenduri Budaya Penanda Kelahiran Dinas Kebudayaan

Dinas Kebudayaan Provinsi Riau dilahirkan sudah. Hal itu ditandai dengan dilaksanakan Kenduri Budaya pada Senin (13/2) di Bandar Seri Melayu Dinas Kebudayaan atau tepatnya di laman Museum Sang Nila Utama Provinsi Riau.

Pada acara tersebut, hadir Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman beserta istri, kapolda Riau, ketua harian lembaga adat melayu (LAM) Riau, Kepala Dinas yang ada di lingkungan Provinsi Riau, Bupati Siak, Kuansing, Pelalawan, para seniman, budayawan  dan tokoh masyarakat Riau.

Acara Kenduri Budaya yang sekaligus dijadikan sebagai tanda resminya Dinas Kebudayaan lahir diwarnai dengan aktifitas seni budaya tradisi yang ada di Provinsi Riau, mulai dari syair, nandung, koba, musik Gondang Ogung, Musik Pacu Jalur, pantun dan lain-lain. Selain itu tentulah diisi dengan berbagai sambutan dari orang yang patut.

Yoserizal Selaku Plt Kepala Dinas Kebudayaan menyebutkan, tahap awal ini terdapat 6 eselon III di Dinas Kebudayaan. Ke enamnya diperkenalkan di hadapan para tetamu yang hadir pada hari itu. “Provinsi Riau pada saat ini mempunyai 10 warisan destinasi budaya tidak benda yang sudah diakui oleh Kemendikbud RI, dan hari ini akan diberikan sertifikat oleh Gubernur Riau,” kata Yoserizal.

Banyak hal yang kemudian sudah dirancang oleh Dinas Kebudayaan ke depannya. Di mana perlahan-lahan hal itu tentu saja merujuk kepada menjaga, mengawal, menggali serta mewarsiskan nilai-nilai budaya Melayu yang tak berhingga di Provinsi Riau ini. “Kita akan coba menjalin kerjasama dengan peguruan tinggi di Singapura untuk membuat kajian tentang Candi Muara Takus. Selain itu, selama ini orang hanya mengetahui 29 kerajaan yang pernah ada di Riau. Namun tidak mengetahui trombo, turunan yang masih ada, masih dapat dilacak sampai hari ini. Dinas Kebudayaan Riau juga akan mengkaji mantra-mantra, syair, dan peninggalan kerajaan tersebut agar peninggalan budaya yang ada di Riau agar semakin dikenal masyarakat luas,” jelasnya.

Semenara itu, Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau Al Azhar dalam orasi budayanya menyebutkan kebudayaan adalah tentang diri, hati nurani, dan pikiran. “Kita harap dengan adanya Dinas Kebudayaan ini ke depannya destinasi yang belum diketahui masyarakat bisa lebih dikembangkan. Para seniman yang ada di Riau diperhatikan lagi, jangan hanya ketika mereka tampil saja kita perhatikan, akan tetapi ekonominya juga kita perhatikan untuk kelangsungan hidup mereka. Kebudayaan tidak akan berkembang apabila manusia pelakunya tidak pernah diperhatikan,” tutur Al Azhar.

Dijelaskannya juga, wujud budaya itu ada tiga, diantaranya nilai dan norma-norma, kebiasaan berpola atau adat resam, dan karya serta artefak. “Dinas Kebudayaan yang diimpikan adalah memelihara ke tiga wujud itu dan mewariskannya kepada masyarakat,” kata Al Azhar.

Sedangkan Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, dengan diresmikan Dinas Kebudayaan ini diharapkan lebih bisa menggali budaya-budaya yang selama ini tidak diketahui.”Semoga Dinas Kebudayaan bisa berjalan dengan koridor yang ada sesuai visi dan misi Provinsi Riau, serta dapat berkoordinasi dengan kabupaten/kota yang ada di Riau untuk mewujudkan cita-cita Riau 2020 yakni menjadi Pusat Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara,” harap Andi.

Gubenrur juga berharap dengan adanya OPD Dinas Kebudayaan ini maka pencapaian visi 2020 akan lebih terkoordinir dan lebih fokus, karena dinas kebudayan memiliki bidang-bidang, tugas, kewenangan, anggaran serta SDM masing-masing.

Selain itu ia juga berharap agar adanya kaderisasi bagi para seniman budaya tak benda, sehingga tidak lantas menjadi langka dan punah karena minimnya penerus seni budaya tak benda tersebut. Dinas Kebudayaan juga diharapkan untuk terus menggali seni budaya di Riau serta melestarikannya.  “Kita harus buat para wisatawan yang berkunjung ke Riau benar-benar merasakan sedang berada di tanah Melayu,” ujarnya.

Dalam helat yang dikemas dalam Kenduri Budaya ini juga merupakan salah satu cara untuk mengangkat nilai seni dan budaya Melayu, selain penampilan berbagai kesenian, juga diserahkan sertifikat dari Gubernur Riau kepada bupati dan pelaku seni dari sepuluh warisan budaya tak benda. Adapun beberapa warisan budaya tak benda tersebut adalah tenun siak, tradisi manumbai dan nyanyian panjang dari Pelalawan, pacu jalur dan randai kuantan di Kuantan Singingi, koba dan badewo dari Rokan Hulu, serta talempong ogung dari Kampar. Acara ditutup dengan pemberian penghargaan dari Presiden Suku Laut Sedunia, Haryono kepada Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.

Jefri al malay

Bagikan

Lihat Juga

Siswa SMAN 04 Pekanbaru Kunjungi LAMR

lamriau.id- Pekanbaru, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menerima kunjungan siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!