LAM Riau Lembaga Adat Melayu Riau
BENGKALIS: Desa Tanjung Lapin, di Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis yang biasanya sunyi dan sepi, selama tiga hari (5-7/3) terlihat ramai dan riuh rendah. Tepatnya, di tepian Pantai Tanjung Lapin, secara bergantian, karya demi karya seni dipentaskan di hadapan masyarakat yang memenuhi lapangan tempat acara berlangsung.
Sunyi malam yang biasanya menelungkupi Desa Tanjung Lapin, seolah-olah ‘memecah’ oleh beragam pertunjukan seni budaya. Mulai dari kesenian tradisi seperti kesenian Zapin Api (Rupat Utara- Bengkalis), Joget Sonde (Kepulauan Meranti), Randai Kuantan (Kuantan Singingi) sampai kepada seni pertunjukan modern.
Keriuhan itu bersempena dengan helat Kemah Seni Riau (Riau Art Camp Festival) 2017 yang ditaja Dinas Pariwisata Provinsi Riau. Helat tersebut dibuka langsung oleh Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman.
Seniman budayawan Riau Iwan Irawan mengatakan helat yang digelar tentulah berangkat dari sebuah kesadaran akan pentingnya keserasian, antara pariwisata dan seni budaya. Sebagai masukan, Iwan mengatakan sebaiknya, konsep acara perlu dikemas ulang. Alangkah lebih menarik jika seniman dan pelaku berkumpul dan berkemah. Kemudian dipertontonkan khazanah seni budaya yang ada di daerah pilihan lokasi acara. Setelah itu, diharapkan kepada seniman menghasilkan karya seni pertunjukan baru tetapi berpijak dari hasil eksplorasi dan observasinya atas pertunjukan yang telah digelar tadi.
“Ini rasanya akan lebih menarik. Di samping akan terjadi proses pembelajaran dan pengenalan terhadap khazanah seni budaya yang ada, juga sekaligus terjadi proses kreativitas yang beragam dari masing-masing komunitas yang tampil,” jelas Iwan. (jef)
