Lamriau.id- Pekanbaru, Penggiat sejarah budaya Melayu Palangka Project asal Kabupaten Kampar, melakukan kunjungan ke Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), pada Jumat (16/5). Tujuannya meminta tunjuk ajar tentang budaya Melayu dan membahas perjuangan Daerah Istimewa Riau (DIR).
Kehadiran rombongan disambut langsung oleh jajaran pimpinan LAMR, Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Datuk Seri H. Raja Marjohan Yusuf, Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, serta Bendahara Umum LAMR Provinsi Riau Datuk M. Fadhli.
Pada pertemuan tersebut A. Latif Hasyim Datuk Bagindo dari Palangka Project menyampaikan dukungannya kepada LAMR dalam memimpin perjuangan keistimewaan Riau dan pelestarian adat budaya Melayu. Mereka berharap dapat menjalin kolaborasi lebih erat dalam program-program strategis kebudayaan dan sejarah.
Dalam pertemuan tersebut, Ketum DPH LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, menyampaikan bahwa LAMR tengah menginisiasi penyusunan naskah akademik terkait daerah istimewa Riau. Kajian ini akan dipimpin oleh Prof. Junaidi bersama sejumlah tokoh masyarakat adat.
“Di Balai ini, kita memiliki wewenang untuk membentuk satuan tugas. LAMR memandang penting perkembangan sejarah dan adat Riau. Saat Indonesia merdeka, Riau masih memiliki sembilan kerajaan aktif yang menjalankan sistem adat,” ujar Datuk Seri Taufik.
Ia juga menambahkan bahwa Kerajaan Indragiri, yang telah berdiri selama lebih dari 700 tahun, merupakan salah satu kerajaan Melayu tertua dan terluas, bahkan membawahi tiga kabupaten. Hal ini menjadi salah satu basis penting dalam menegaskan keistimewaan Riau secara historis dan kultural.
Datuk Taufik juga menyoroti sistem adat di Riau yang mengenal dua sistem garis keturunan patrilineal dan matrilineal, hal yang sangat langka dan hanya terdapat di wilayah ini. Ia mengajak seluruh komponen masyarakat Riau untuk menjaga kekompakan dalam memperjuangkan nilai-nilai adat budaya yang khas dan beragam dari 12 kabupaten/kota yang ada.
Senada dengan itu, Ketum MKA LAMR, Datuk Seri H. Raja Marjohan Yusuf, menekankan pentingnya menggali dan mengangkat kembali peninggalan sejarah Melayu Riau, terutama untuk generasi muda.
“Kita perlu menyikapi bahwa ada begitu banyak peninggalan sejarah yang harus diperjuangkan dan diangkat kembali ke permukaan. Tujuannya agar anak-anak muda mengetahui dan memahami akar sejarah mereka. Langkah pertama adalah punya cita-cita bersama dan berjuang dengan ikhlas,” ungkap Datuk Seri Marjohan.
Atas nama LAMR, ia juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan tim Palangka Project atas perhatian dan komitmennya terhadap kebudayaan Melayu.
Rombongan Palangka Project yang hadir yaitu Dafid Riadi, Mohd. Abror Syahroni, Andika Ilahi, Syaipul Bahri, Indra Yusneaydi, Ilham Afandi.