Beranda / Kabar / Mahkota Kerajaan Siak Dibuat Pada Abad ke-19 Atas Perintah Sultan Syarif Kasim I

Mahkota Kerajaan Siak Dibuat Pada Abad ke-19 Atas Perintah Sultan Syarif Kasim I

lamriau.id-Pekanbaru, Mahkota Kerajaan Siak Sri Inderapura yang kini diakui sebagai salah satu benda pusaka paling sakral dalam sejarah kerajaan Melayu, ternyata dibuat langsung di Siak atas perintah Sultan Syarif Kasim I. Informasi ini disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, dalam helat penyambutan Mahkota Sultan Siak, pin, dan pedang di Balai Adat, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Rabu petang (6/7/2025).

Menurut Taufik, pembuatan mahkota tersebut tercatat dalam penelusuran sejarah yang dilakukan oleh sejarawan dan budayawan Dadang Irham. Disebutkan bahwa Sultan Syarif Kasim I memerintahkan pembuatan mahkota kerajaan sekitar akhir abad ke-19, dengan mendatangkan seorang ahli perhiasan dari Jawa bernama Raden Mas Singo Sarwali. Di lingkungan istana, pengrajin ini dikenal dengan nama Pangeran Ali.

“Pangeran Ali termasuk golongan Hamba Raja Dalam yang diberi kepercayaan tinggi oleh Sultan. Ia kemudian dibantu anak-anaknya seperti Karto dan Saribun dalam proses pembuatan mahkota,” ujar Taufik mengutip catatan lisan keluarga dalam elu-eluannya.

Mahkota dibuat dari emas seberat sekitar dua kilogram dan dihiasi dengan taburan batu mulia berupa intan dan rubi. Proses pembuatannya dilakukan di lingkungan istana Siak sendiri, menjadikan mahkota ini sebagai karya lokal yang memiliki nilai budaya tinggi. Selain sebagai simbol kekuasaan, mahkota tersebut juga mengandung makna spiritual dan simbolis yang mendalam.

Dalam naskah kuno Ingatan Jabatan yang ditemukan oleh peneliti Universitas Nasional Singapura, Timothy P. Barnard, Mahkota Kerajaan Siak bahkan menempati posisi pertama dalam daftar 17 harta utama kerajaan. Naskah yang merupakan turunan dari Bab al-Quwaid tahun 1901 ini juga mencatat bahwa mahkota terbuat dari emas dan berhiaskan satu butir intan utama.

Datuk Seri Taufik menyebut, kitab Ingatan Jabatan menjadi dokumen penting bukan hanya karena memuat daftar kekayaan kerajaan, tetapi juga karena mencatat sistem kerja dan administrasi kerajaan yang lebih terperinci daripada Bab al-Quwaid. Kitab ini kini diketahui hanya tersimpan di salah satu perpustakaan di Malaysia.

Sultan Syarif Kasim I yang memerintah sejak tahun 1864 dikenal sebagai tokoh pembaharu di Siak. Selain membuat mahkota, ia juga memerintahkan pembuatan kursi emas untuk keperluan istana. Ketika wafat, beliau dianugerahi gelar kehormatan Marhum Mahkota sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya terhadap kerajaan, termasuk dalam pembuatan mahkota yang kini menjadi simbol kebesaran Kerajaan Siak.

Sebagaimana diketahui, kehadiran benda pusaka ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau dan untuk pertama kalinya dipamerkan di Riau sejak lebih dari 80 tahun silam tersimpan di museum nasional.

Pameran Mahkota Sultan Siak akan digelar pada tanggal 7–10 Agustus 2025 di Jalan Sultan Syarif Kasim II, tepatnya di depan Masjid Raya Annur, Pekanbaru. Masyarakat dapat melihat langsung mahkota, pin, dan pedang Sultan Siak secara gratis mulai pukul 14.00 hingga 20.00 WIB setiap harinya

Bagikan

Lihat Juga

LAMR Dukung Putri Hijab Riau Menuju Ajang Hijabfluencer Indonesia

lamriau.id-Pekanbaru, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menyatakan dukungan terhadap tiga putri hijab asal Riau yang ...