lamriau.id-Pekanbaru, Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR) menggelar rapat terpumpun guna membahas naskah akademis Daerah Istimewa Riau (DIR), Sabtu (2/8/2025), di Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Jalan Diponegoro, Pekanbaru.
Tujuan dari rapat terpumpun yang ditaja oleh DPP DIR tesebut, di antaranya untuk memperteguh konsep keistimewan Riau. Karenanya perlu masukan dari berbagai kalangan.
Rapat dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, budayawan, serta berbagai elemen masyarakat Riau. Agenda ini merupakan bagian dari upaya merumuskan dasar dan arah perjuangan pembentukan DIR.
Ketua Tim Perumus Naskah Akademis DIR Provinsi, Prof. Dr. Junaidi, menyatakan bahwa dasar pengusulan status keistimewaan bagi Riau bersumber pada kekayaan budaya Melayu. Menurutnya, hal ini selaras dengan visi Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu.
“Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu harus kita bangkitkan kembali. Ini menjadi latar belakang dari perjuangan DIR,” kata Junaidi.
Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak) itu juga menjelaskan bahwa kebudayaan Melayu memiliki implikasi terhadap sistem ekonomi dan pemerintahan. Sementara secara filosofis, pengusulan DIR berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
“Pengajuan DIR tidak bertentangan dengan hukum, ini diperbolehkan oleh negara dan bukan bentuk makar,” ujar Junaidi.
Lebih lanjut, Dia menekankan bahwa sistem pemerintahan dalam budaya Melayu dikenal dengan konsep tali berpilin tiga, yakni kolaborasi antara pemerintah, ulama, dan tokoh adat. “Berbeda dengan Aceh yang berbasis syariah, Riau memiliki keunikan melalui sistem tali berpilin tiga,” ujarnya.
Substansi keistimewaan yang dimaksud juga mencakup pengakuan Riau sebagai pusat peradaban Melayu. Junaidi menyebut naskah akademis yang dibahas masih bersifat normatif dan membutuhkan masukan lebih lanjut dari berbagai pihak.
Rapat terpumpun ini dibuka oleh Ketua DPP DIR Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, yang juga menjabat Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR. Ketua Majelis Kerapatan Adat LAMR, Datuk Seri Marjohan Yusuf, menyatakan telah ada lebih dari 100 dukungan terhadap DIR dari berbagai elemen masyarakat Riau.
“Insya Allah, maklumat akbar akan dilaksanakan bertepatan dengan hari jadi Provinsi Riau,” ujar Datuk Seri Marjohan.
Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), Drh Chaidir, dalam sambutannya berharap upaya ini dapat berjalan sesuai harapan. “Semoga keinginan menjadikan Riau sebagai daerah istimewa dapat terwujud,” ujarnya.