Namun program itu tidak disambut positif oleh pemerintah Hindia-Belanda. Dengan berbagai cara Belanda berusaha menghalanginya, antara lain dengan menempatkan kepala sekolah dan guru-guru dari pihak mereka. Campur-tangan Belanda di sektor pendidikan ini semakin nyata, ketika tahun 1917 Sultan mendirikan Sekolah agama Islam yang diberi nama Madrasah Taufiqiyah el-Hasyimiah. Selain pendidikan Islam, lembaga ini juga menjadi wadah penanaman semangat kebangsaan, patriotisme, kecintaan kepada kebudayaan pribumi, dan kepanduan. Para pengajarnya didatangkan Sultan dari luar Siak, seperti dari Sumatera Timur dan Sumatera Barat, yang pada umumnya lulusan dari Universitas Al-Azhar Kairo. Waktu belajar ditetapkan sore hari, agar anak-anak HIS (Hollandsch-Inlandsche School-Sekolah Belanda untuk Bumiputera) yang belajar pagi dapat ditampung.
Tags kerajaan siak siak Siak Seri Inderapura SSK II sultan siak sultan syarif kasim II
Lihat Juga
Sutardji Calzoum Bachri
Sutardji Calzoum Bachri (SCB) lahir di Rengat, Riau, 24 Juni 1941 dari pasangan Mohammad Bachri ...