
Sewaktu Jepang menduduki Siak Sri Indrapura, Jepang ingin bekerjasama dengan Sultan. Semua pemimpin Belanda ditawan, dan Sultan diminta menyusun sistem dan susunan pemerintahan. Namun, belakangan terbukti bahwa itu hanya taktik belaka, sebagai suatu cara untuk melucuti kekuasaan Sultan; sebab, setelah itu, Sultan hanya sebagai simbol saja. Semua kebijakan dan keputusan pemerintahan ditangani langsung oleh Jepang. Dalam situasi yang demikian, Sultan tetap membela rakyatnya. Ketika Jepang meminta rakyat Siak dijadikan romusha, Sultan menolak dengan tegas.