PEKANBARU-Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau) memberikan pembekalan kepada seluruh kepala sekolah SD/MI se-Pekanbaru tentang penerapan kurikulum muatan lokal budaya Melayu Riau (BMR) pada acara Penetapan Budaya Melayu Riau Sebagai Muatan Lokal Wajib di SD/MI Se-Kota Pekanbaru, di Balairung H Tenas Effendy Balai Adat Melayu Riau, ...
SelengkapnyaPenggawa
Cerdik penghubung lidah, Berani pelapis dada
Cerdik penghubung lidah Berani pelapis dada makna : adalah nasehat dan anjuran supaya orang dapat memanfaatkan segala kemampuannya sesuai pengetahuan yang dimilikinya untuk kepentingan diri dan masyarakat.
SelengkapnyaNandong
Nandong merupakan penyebutan untuk nyanyian pengantar tidur anak di kalangan orang Melayu Kuantan, Riau. Secara harfiah, nandong berarti nyanyian, alunan, lagu, atau irama (dengan maksud yang mendengar merasa terbuai) yang dibawakan sebagai pengantar (pembujuk) tidur. Dalam pemaknaan Melayu Kuantan, nandong dibedakan dari sananduang, basananduang (senandung). Nandong hanya untuk menidurkan anak, sedangkan senandung merupakan nyanyian ...
SelengkapnyaCantik Cincin Hiasan Jari Molek Budi Tajuk Negeri
———- Cantik Cincin Hiasan Jari Molek Budi Tajuk Negeri ———- Maknanya: secantik cantik cincin hanya hiasan jari, tapi budi yg baik menjadi hiasan negeri
SelengkapnyaBatobo
Batobo, atau disebut juga tobo [toboh berarti berkelompok, bersama atau berkawan-kawan] adalah semacam arisan tani dalam mengolah tanah pertanian yang dilakukan secara bersama-sama dan bergiliran di antara anak tobo (anggota batobo). Batobo menjunjung tinggi prinsip kebersamaan dan kekeluargaan. Namun, hanya sebatas pengelolaan dan tidak berlaku ...
SelengkapnyaPerahu Baganduang
Perahu baganduang (perahu bergandung) adalah perahu kebesaran (semacam kereta kencana) yang digunakan di dalam tradisi manjopuik limau. Perahu ini dibuat dari perahu kecil (jalur mini) yang digandung (dirangkai) dengan dua perahu kecil lainnya dan ditegakkan dengan gulang-gulang (tunggul adat), simbol-simbol, serta dihiasi janur, dan kain ...
SelengkapnyaPantun
Sejarah Pakar sastra Melayu seperti Harun Mat Piah (1989) dan Ding Choo Ming (2010) memperkirakan pantun sudah dikenal sejak lebih 1500 tahun yang lalu, sebelum kedatangan Hindu di alam Melayu. Menilik keberadaannya dalam ritual-ritual magis yang masih menggunakan simbol-simbol animistik, pantun pada awalnya sangat mungkin ...
SelengkapnyaAl Azhar: Walau Sejengkal, Tanah Adat Riau Harus Kembali
Pekanbaru (Antarariau.com) – Bagi Ketua Dewan Harian Lembaga Adat Melayu (LAM), Al Azhar, program reformasi agraria dan perhutanan sosial adalah momentum untuk mengembalikan tanah adat yang telah lama hilang. Lahir di Tambusai, sebuah daerah di Kabupaten Rokan Hulu pada 17 Agustus 1961, Al Azhar sejak ...
SelengkapnyaBahasa dan Kesantunan Melayu
berbuah kayu rindang daunnya – bertuah Melayu terbilang santunnya elok kayu karena daunnya – elok Melayu karena santunnya (Tenas Effendy: Kesantunan Melayu, 2010:1) Dalam budaya Melayu, kesantunan berkait-kelindan dengan persoalan aib/malu, adab, dan adat. Ketidaksantunan sama dengan membuka aib, tidak beradab, dan melanggar adat. ...
SelengkapnyaBelajar Bersama Maestro Randai Kuantan
Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Tanjungpinang menggelar sebuah helat yang diberi tajuk Belajar Bersama Maestro pada tanggal 4-6 April 2017. Adapun materi yang dipelajari adalah belajar bersama maestro Randai Kuantan, Fakhri Semekot. Kegiatan yang dipusatkan di Taman Budaya Provinsi Riau itu dikemas dalam tajuk “Merangkai ...
Selengkapnya